Uncal di Kedung Tegaron Giripeni (Ayo Memancing VIII)

Ninja Hatori...
Giripeni-Kulonprogo, 9 Mei 2015
Selepas mancing di Pelabuhan Tanjung Tembikar Pasuruan, tidak ada salahnya mencoba spot yang lebih dekat dengan 'rumah'. Rumah sekaligus kantor, rutor Wates. Atas rekomendasi dari Gotir yang juga direkomendasikan oleh teman mancingnya yang konon mendunia. Adalah kedung Tegaron Giripeni, sebuah spot yang seram-seram sedap. Kedung adalah sebuah kawasan di sungai khusus daerah berbatu, berbukit yang mempunyai kedalaman khusus. Kalau dalam istilah Geografi air disebut trough tapi ini mini. Istilahnya palung darat, tempat ikan palung (hampala) dan transit berbagai macam sampah.
Selepas Turu Kali
Sampah di sini bisa macam-macam dari sampah kotoran, daun kering ada pula jenazah yang mengambang. Itulah saya kenapa menjuluki spot mancing ini, ngeri-ngeri sedap. Serem tapi ngangeni. Kalau memancing pada malam hari, pengalaman perdana waktu mancing berdua dengan Gotir saya merasakan suasana yang 'lain', apalagi ketika ditinggal Gotir beli rokok. Tapi namanya pemancing malam, sing penting yakin, prei demit konsen di klinthingan. Bahkan tengah malam kami berdua mendengar suara orang sedang menabuh gamelan yang menurut orang kampung tidak bakal ketemu sumber suara walau dicari sampai ujung dunia.


..Gotir dan Ade...
Kali ini kami bertiga, bersama Gotir dan Ade mengadakan camping di tepi kali. Ade, temannya Gotir yang merupakan salah satu pemancing sejati dari Kulonprogo. Bekerja di pabrik traktor. Mania mancing tingkat akut, yang rela mancing ke kali sepulang dari lembur. Yang lebih ekstrim lagi, ia rela wani boros untuk beli peralatan pancing yang mahal. Termasuk peralatan mancing untuk casting dan reel mancing untuk laut.

Pengalaman perdana mancing di Kedung Tegaron kala malam itu benar-benar aduhai. Tidak bertemu mak-mak yang sedang mencuci baju dengan jarik, apalagi bidadari yang transit ke kayangan. Tapi di sini ada suasana relaks untuk memancing malam hari. Angin malam yang seram-seram sedap. Suara gemericik air yang serupa MP3 The Best of Relax Album. Semacam lagu untuk orang-orang di salon yang sedang spa.
...sili pagi ini...
Pada memancing di gelombang kedua, kami sengaja menginap karena ingin melihat kapan saja jam makan ikan. Seperti terjadwal, ikan-ikan tertentu mempunyai jadwal khusus. Contohnya memancing nila, tidak akan didapat kalau kita mancing pada siang bolong. Demikian juga ikan predator lain. Ikan tangkapan yang tidak lumrah di sini adalah ikan sili. 
..kontras...
Ikan Sili atau Macrognatus armatus, ikan yang saya kira telah punah. Kalau di Lamongan ikan ini termasuk ikan yang menjadi favorit untuk lauk nasi boranan. Nasi Khas Lamongan. Jaman kecil ketika rajin mencari ikan di sungai pada musim kemarau, ikan ini dikenal sebagai ikan berot. Dinamakan berot karena serba licin, tidak semua orang dapat menangkapnya apabila ikan ini sedang asyik berkubang dalam lumpur. Pengalaman masa kecil itu tetap melekat saat menemui ikan sili, ingatan kembali menerawang pada saat kelas 4 dan 5 Sekolah Dasar saat lagi mencari ikan yang megap-megap (buri) saat kemarau melanda. 
...khidmat...
Pagi itu, selepas bangun tidur di atas tikar dalam hamparan pasir kedung. Saya memeriksa pancing. Hasilnya tetap sama, sama-sama boncos. Iseng-iseng jalan-jalan menuju sungai, menelusuri sisi paling dangkal. Tujuannya ingin menyeberang sisi lain kedung sekaligus survey lokasi yang aman untuk uncal. Karena memancing di sini telah mengeluarkan banyak biaya. Tidak sedikit harus tekor peralatan. Walau sepele tapi terasa di kantong.
                                ..other side...
Pengeluaran rutin pemancing di luar konsumsi adalah timbel pemberat, mata pancing dan senar. Itulah kenapa kadang pemancing selalu membawa peralatan cadangan jika memancing di spot baru. Bayangkan jauh-jauh ke lokasi, kecantol dan kemudian tidak ada cadangan. Piye perasaanmu Jal?.
...laskar anti nyantol..
Jenis halang rintang yang ada di spot ini adalah kayu, karung, bambu, batu dan kutang. Khusus yang terakhir, entah ini warisan siapa. Berdasarkan pengamatan mendalam saya menjumpai tidak satu dua, malah lebih dari tiga kutang yang tersebar di berbagai penjuru kedung.  Akhirnya kami memancing dengan bahagia karena mendapat hasil ikan yang sedikit tapi cukup bergizi tinggi. Cocok untuk ketahanan pangan karyawan yang tidur di kantor. Termasuk saya sendiri. Salam Uncal. 

Tips memancing di kedung pada malam hari: 
1. Karena lokasi outdoor, perlu membawa baju hangat, minuman hangat dan piranti yang mencegah masuk angin. Kalau perlu bawa perlengkapan camping lengkap beserta kompor dan kokinya. Siapa tahu bisa pesta daging ikan bakar di tepi Kedung. 
2. Siapkan mental dan ketahanan jiwa terhadap berbagai komentar warga setempat yang membahas tentang kedung. Mulai dari medan sampai keangkerannya. Tapi tetap hormat, karena di mana bumi dipijak di situ langit dijunjung.
3. Jangan lupa berdoa sebelum memulai memancing.
4. Siapkan piranti memancing selengkap-lengkapnya, termasuk cadangannya. Kalau perlu buka sendiri toko pancing di sekitar Kedung. 
5. Perhatikan kondisi cuaca, termasuk kabar cuaca. Jika ada laporan hujan dari kawasan di bagian hulu. Segera balik kanan dan segeralah pulang. Siapa tahu ada air besar datang dari hulu yang bisa datang tanpa permisi. Justu itu yang mencelakai diri kita. Bisa-bisa keesokan harinya kita masuk berita di koran setempat dengan judul. "Seorang pemancing boncos, tergeletak terseret air bah di rerimbunan bambu".


..Sili dan bader.
 Bonus Track:
Kutang in the Kedung

Subscribe to receive free email updates:

2 Responses to "Uncal di Kedung Tegaron Giripeni (Ayo Memancing VIII)"

  1. cak cak... saiki ganti aliran po... nganti gila mancing ngene...

    ReplyDelete
  2. Iya bro...baru merasakan nikmatnya mensyukuri nikmat Tuhan dengan ikan melimpah di kali dan muara, setelah tinggal 2 tahun di Kulonprogo :)

    ReplyDelete