Ekpedisi SuroJogja (Boyongan Story From Surabaya to Jogjakarta)

Etnokartunologi (Kos Bantul-DIY) Ada saat untuk kita harus meninggalkan apa yang untuk pencapaian kepada hal yang lebih. 2012 resmi aku diterima menjadi mahasiswa pascasarjana Ilmu Antropologi UGM. Berarti harus pindah dari Surabaya menuju Jogjakarta. Setelah merencanakan dengan seksama akhirnya hari Sabtu, tanggal 1 September 2012 adalah hari yang bersejarah bagiku karena meninggalkan Surabaya dengan segala seluk beluk dan kenangannya untuk kehidupan yang baru. Walaupun dalam situasi hati yang sedang kurang kondusif tapi pindah tetap harus dilakukan. 
Menuju Ngayogjakartahadiningrat dengan motor
2012 juga tahun yang menyebabkanku pindah juga di kota Malang, jadi punya dua kos yaitu Jogja dan Malang. Setelah pencarian yang panjang akhirnya dapat kos di Jogja, numpang kamar Muflih (teman kos waktu di kos ijo) yang punya kos tapi tidak pernah hadir kecuali hari sabtu dan minggu, mengingat dia lagi S2 di UI. Kos untuk kota Malang dapat di Dinoyo Kampung Keramik. Lengkap sudah semua agenda. 

 31 Agustus 2012
Obat-obatan 
Persiapan untuk touring lintas provinsi dimulai dengan pengadaan gizi dan persiapan fisik yang oke. Makan-makanan bergizi tinggi dan menemui berbagai teman untuk sekadar pamitan telah aku jalanin. Untuk masalah kesehatan dengan berbagai formasi obat-obatan dengan berbagai khasiat mulai anti masuk angin sampai anti insomnia. 

1 September 2012 
Berangkat dari Surabaya jam 09:00 WIB, jauh dari rencana yang akan berangkat subuh tapi karena insomnia maka kesiangan. Keberangkatan kali ini dalam suasana yang jauh dari unsur keceriaan dan kelepasan. Namun keberangkatan tetap harus berlangsung dan wajib menyetir motor lintas provinsi dengan konsentrasi tingkat tinggi. Perjalanan dua jam pertama dilalui dengan aman karena kebiasaan untuk menyetir dari Surabaya ke Mojokerto ketika mengajar di GO. Jalanan mulai panas dan meninggalkan kota Mojokerto menuju Jombang. 
Etape 1: Mojoagung
Udara siang yang menyengat membuatku untuk segera rehat dengan segera mencari air minum buat memulihkan tenaga dan mencegah dehidrasi. Segera mampir ke salah satu mini market terkemuka untuk membeli minuman dingin dan coklat. 
#1..etape pertama, al##mart Kauman Mojoagung..ngeluk geger, atau melemaskan punggung yang sudah terasa kaku. Pada saat menikmati minuman dingin di samping motor ada seorang Bapak-bapak yang bertanya: "mau touring ke mana Mas?" , aku bilang " Jogja". Orang tersebut tertegun sejenak kemudian menasehati supaya berhati-hati karena perjalanan masih panjang. Pada saat perjalanan dari Surabaya sampai Mojoagung, saya bertemu dengan truk bertulis KISS-Kisah Indah Seorang Soper.

Etape 2: Kertosono SPBU
Perjalanan terus berlanjut dengan melawan cahaya matahari, motor terus aku geber ke arah barat, melewati Jombang kota dan saat itu aku berpikir bahwa Jombang adalah kota Sahrini. Alasannya adalah saat memasuki gerbang kota Jombang ada tulisan Alhamdulillah Anda Memasuki Kota Jombang dengan Selamat. Mungkin kalau kita melewati kota Jombang keselamatan lebih terjamin oleh diri sendiri. Meninggalkan Jombang terus ke barat sampai pada Nganjuk dan panas semakin menyengat, hingga akhirnya berhenti sejenak di SPBU daerah Kertosono karena bensin menipis dan tangan terasa kesemutan.
Perjalanan kali ini akan berlanjut melewati medan yang luar biasa karena akan melintasi dua hutan yaitu hutan Madiun dan Ngawi. Karena kesadaran itu pula, segala persiapan mental dan fisik termasuk cek keadaan motor aku lakukan selama rehat di SPBU Kertosono. Hari semakin panas seiring matahari yang bergerak ke arah barat dan motor juga menuju kearah barat. Meninggalkan Kertosono menuju Saradan dan pada saat melintasi hutan Jati terasa seperti sedang main Video Game hehe. Ada hal yang paling menjengkelkan adalah saat di perlintasan kereta api dekat hutan, waktu untuk menunggu luar biasa bukan tiga atau lima menit, tapi lebih lama dari itu. Setelah itu sampailah ke Madiun kota Brem. Dari sini ada salah jalur, sehingga melewati jalanan yang tidak biasa untuk motor lebih sepi tapi banyak mobil dan bus Patas yang melintas di sana. 
Jalur ini biasa dilewai oleh kendaraan yang ingin mencari jalan yang cenderung sepi, namun bukan jalur alternatif yang didapat  namun jalur memanjang yang lebih jauh. Perjalanan kali ini benar-benar membuat pantat kaku karena panjang dan medan persawahan yang sudah habis di panen jadi tidak ada kesan desa nan hijau. Kebiasaan yang dilakukan oleh petani padi daerah Jawa Timur selepas Mojokerto ke barat adalah menumpuk jerami padi dalam susunan menyerupai kubah yang pada bagian tengahnya diberi kayu sebagai penopang tengah yang utama. Kemungkinan jerami itu dapat berguna kembali untuk bahan bakar pembuatan batu bata, pupuk organik sampai dibuat makanan ternak. Lain dengan penggunaan jerami di daerah tambak yang ditanami padi, jerami berguna untuk pupuk organis sebagai stimulus penumpuh plankton (orang kampung menyebut seragai Lur). Setelah itu sudah sampai daerah Ngawi dan perjalanan selanjutnya adalah persiapan menuju Hutan Mantingan yang harus ekstra hati-hati karena medan sempit dan kendaraan berjalan dengan kecepatan yang kadang kencang dengan kontur jalanan yang naik turun.
Etape 3: RM Ayam Goreng Jalan Ngawi-Solo
#etape ketiga..Omah badhokan Gemarang Ny.Kasiyo..km 5 raya ngawi-solo..makan siang plus kopi dan 'mijone'. 
Setelah mengisi perut dengan berbagai macam ransum serta 'amunisi' yang bermanfaat untuk menambah tenaga saat bermotor. Tiba saatnya memacu adrenaline di hutan Mantingan. Sebuah hutan di daerah perbatasan Jawa Tengah dengan Jawa Timur. Medan naik turun disertai rerimbunan pohon jati yang berdiri berjajar baris turut. Tidak bisa membayangkan jika melewati area ini dalam situasi malam hari, hujan lebat dan ditambah dengan bonus track cobaan misalnya mogok atau ban bocor. Pasti bisa runyam keadaannya. Karena masih belum gelap dan sore menyingsing, sengaja naik sepeda motor dengan santai karena memang tidak ada target untuk sampai ke Jogja. Pada saat melewati sebuah tanjakan, nampak dari barat sebuah daerah pegunungan membentang luas dari utara ke selatan, inilah daerah Jawa Tengah, berarti perjalanan telah kurang sedikit lagi. 
Setelah melewati medan hutan jati, tiba saatnya motor pada daerah perbatasan Jatim dan Jateng. Welcome to Sragen. Daerah pinggir tertimur dari Provinsi Jawa Tengah dengan kebudayaan transisi seperti halnya orang ngawi yang jatim tapi agak Jateng, dan orang Sragen Jateng tapi agak jatim hehehe.Perjalanan menuju ke arah barat diiringi dengan suasana senja sampai pada jalanan yang banyak lampu merahnya. Pikiran kali ini mula tertuju pada berapa kilometer lagi untuk sampai Jogja. Ketika petang sudah mulai mengembang, banyak nyamuk di jalanan yang mulai menyerang, kaca helm ditutup sedikit biar tidak kemasukan nyamuk. Hingga sampailah pada kota Solo dan terjadi sebuah insiden kecil.

Kecelakaan Kecil di Rel Kereta Api Palur Solo 
Tepatnya di daerah Palur, saat ada perbaikan jalan tidak sedikit jalanan yang dialihkan jalurnya. Tiba saat di dekat rel kereta api Palur, motor yang kukendarai oleng roda depannya setelah melewati rel tersebut dan akhirnya terjatuh di tengah jalan. Beruntung segala persiapan serba tebal, sepatu gunung, jaket tebal, celana jeans dan sarung tangan melindungi dari kerasnya aspal. Pada saat posisi terjatuh tersebut dari arah selatan sebuah mobil Avanza tengah melaju dan siap melindas, saat itu juga terpikir untuk segera bangkit berdiri agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Dengan sigap, motor segera berdiri dan segera angkat tangan kemudian tancap gas, tepat pada saat orang-orang pada mulai berdatangan untuk menolongku. Setelah agak jauh bermotor kembali langsung menuju warung Wedangan untuk menikmati segelas teh hangat dan berbagai camilan agar ketegangan dan shock akibat jatuh segera berakhir.

Last Etape: Wedangan Solo 
Kali ini perjalanan berlangsung dengan rentang waktu yang relatif lebih santai, dari Solo menuju Kartasura kemudian Klaten. Janjian dengan Muflih untuk bertemu di daerah Klaten tepatnya dekat Rumah sakit terbesar di daerah itu  Solo sampai Jogja adalah rute yang ramai, terlebih lagi saat itu adalah malam minggu. Biasanya menyusuri jalanan ini dengan naik bus, kali ini bisa mencoba langsung dengan motor sendiri. Akhirnya bisa sampai juga di Klaten setelag menunggu beberapa saat akhirnya bisa bertemu dengan muflih dan perjalanan dilanjutkan sampai akhirnya tiba di Jogja tepatnya di sebuah warung sate pada pukul 19:30 WIB. Perjalanan melelahkan yang terbayar dengan hidangan sebuah sate Cak Mat spesial khas Madura dengan bumbu dan cita rasa yang diadaptasi dengan lidah serta selera orang Jogja.
Finish: Warung Sate Madura 
Akhirnya sejak awal September, aku tinggal di Jogja untuk belajar dan bekerja sampai kelar program sekolahnya. Demikian cerita pendek dan refleksi dari perjalanan antar kota antar provinsi hingga sekarang tidak bisa misuh khas Suroboyo (Jancuk) karena perbedaan budaya hehehe

Bagi yang berniat melakukan perjalanan bermotor jarak jauh, berikut adalah Tips dan Trik  agar perjalanan berlangsung secara aman, sehat, tertib, sejahtera dan bahagia:
#1. Persiapkan semua hal dengan penuh perhitungan termasuk berbagai resiko yang terjadi. Mulai dari kondisii motor dan mesinnya, kantong dan finansial kita -siapkan uang cadangan dan jangan terlalu mengandalkan pada ATM- kalau ditengah hutan cari duit adanya cuma duit daun hehe. 
#2. Kesehatan Fisik dan Jiwa adalah penting agar perjalanan nyaman dan selalu ceria. Kalau pada kondisi drop atau agak stess mending perjalanan ditunda dulu agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. 
#3. Pelajari rute dengan peta atau GPS. Perjalanan yang tahu orientasinya dijamin akan lebih lancar daripada yang bersifat meraba-raba. Namun jika tidak ada peta dan GPS, cukup ikuti Bus antar kota yang melewati dan menuju daerah tujuan. Tapi yang perlu diingat jangan sampai bus masuk garasi kita juga ikut masuk garasi. 
#4. Lakukan peregangan dan latihan fisik kecil sebelum berangkat. 
#5. Pastikan bahan bakar semua optimal dan bergizi. Bahan bakar bukan hanya bensin tapi juga nutrisi yang kita makan. Hindari jajan sembarangan atau makan-makanan yang pedas dan bisa menganggu kemaslahatan percernaan. Jika memasuki petang hari tidak ada salahnya mencari makanan yang hangat, sebaliknya jika cuaca panas kita tidak salah mengkonsumsi yang dingin. 
#6. Jika telah menyetir lebih dari 3,5 jam tidak ada salahnya untuk berhenti sejenak, kalau perlu tidur asal jangan sampai kebablasan karena waktu bisa banyakt terbuang dan motor bisa ilang. 
#7. Berdoa jangan lupa.
#8.Disela-sela perjalanan tidak ada salahnya kita memanfaatkan fasilitas radio dan jejaring sosial untuk mengetahui kabar atau bahkan mengabarkan jika terjadi suatu peristiwa yang mempunyai nilai jurnalis dan menyangkut kepentingan orang banyak. 
#9. Jika telah sampai tempat tujuan, makan sebanyak-banyaknya dan minum air putih. Setelah itu mandi dan segera istirahat. Baru besok-besoknya jika ingin lebih rileks bisa mencoba pijat refleksi. 
#10. Pastikan segala barang tidak ada yang ketinggalan termasuk surat-surat penting. Salam tertib berlalu lintas.

Bonus Pictures:
Kamar kos di Jogja 
tirakat room di Bantul Jogja.bersama Muflih (oke deh man)..tikar anti reumatik.
Belajar Narsis di Jogja 

Keseharian di Jogja 

Subscribe to receive free email updates: