Kreator versus Plagiator (Ngartun part 24)

Etnokartunologi (kamarkos-sby) "Asyik gambarku yang ini ...malah sudah jadi kaos " itulah komentar tragis dari salah satu kartunis kreatif Sukriyadi Sukartoen yang telah mengalami pembajakan pada karyanya. Saya melihat masalah ini waktu iseng-iseng buka FB selepas ngantor. Maksud baik tapi dibalas dengan hal yang buruk, air susu dibalas dengan air comberan. Karya senyum lebar yang seharusnya untuk tutorial dan berbagi ilmu dalam ngartun dengan teknik gabungan antara manual dan digital harus mendapat perlakuan yang kurang beradab dari oknum -inisial WBN- yang kurang bertanggung jawab. 

Warna-warni tapi Bajakan (Spirit of Java)..Malah Sudah Jadi Kaos
Fenomena pembajakan baik yang copas atau yang semicopas adalah permasalahan yang membelit negeri ini disamping berbagai tindakan penyimpangan lain yang membuat kreatifitas menjadi mati dan tidak punya hati nurani. Masalah seperti di atas tidak hanya menimpa dunia menggambar tapi telah merambah berbagai aspek. Busana ada yang ori sampai KW contohnya, dan yang lebih parah para mahasiswa yang seharusnya bisa berfikir dan bergagas secara bijak dan orisinil tidak luput dari tindakan bajak membajak.
Original artwork STEP BY STEP SukArtOen-Senyum Lebar
Manusia dianugerahi dengan akal yang didalamnya terdapat kemampuan kreatif. Sejak jaman prasejarah manusia telah melakukan eksperimen untuk membuat sesuatu yang menjadi lebih baik. Agar menjadi kreatif maka kita perlu mengembangkan kemampuan kreatif kita dengan menghindari hal-hal yang bersifat praktis dan usaha yang milimalis. Kreatifitas dan imajinasi adalah pasangan yang saling mempengaruhi, imajinasi berarti kemampuan manusia untuk menghubungkan atau mengkombinasikan imaji-imaji (apa yang terlintas dalam pikiran) ke dalam proses berpikir maupun perasaan (feeling).
Kang Suriyadi menurut saya adalah sosok kartunis yang berproses kreatif dengan konsisten pada tema lokalitas yang menjadi salah satu ciri khasnya. Karakter orang Jawa yang cenderung terbuka turut mempengaruhi karya-karyanya. Namun siapa sangka ada pihak-pihak yang memanfaatkan keterbukaan dan kesahajaan untuk kepentingan tertentu tanpa ijin dengan tukang gambarnya.
Ada apa dengan pembajakan? sengaja atau kebetulan? jika saya amati perbandingan mendalam kedua gambarnya, jelas bukan sekadar kebetulan tapi memang dengan sengaja walau dengan sedikit modifikasi tentunya. Penggunaan teknik digital seperti dewasa ini, membuat kemudahan seseorang untuk melakukan tindakan plagiat dengan menggunakan alat-alat yang lebih canggih dari pada selembar karbon hitam.
Kreativitas adalah perpaduan antara imajinasi, perasaan dan gerakan yang terwujud dalam berbagai macam tindakan diantaranya iseng, khas, peka, perenungan dan mencipta. Kreativitas berdampak pada respon apresiasi baik diri sendiri maupun orang lain, respon apresiasi terdiri dari surprise, empati, simpati, terpesona sampai terharu.
Berdasarkan konsep di atas maka kasus plagiat yang terjadi pada karya gambar khususnya kartun apapun bentuk media bermula dari tindakan iseng yang ingin menciptakan sesuatu khas atau sebaliknya membuat karya 'khas' yang iseng. Kreativitas adalah tonggak dari kemajuan aspek kehidupan, orang tidak akan berkembang jika tidak kreatif atau setidaknya menggunakan institusi dan imajinasi tak terbatas. Kreator adalah orang-orang yang mempunyai mimpi besar, yang diwujudkan dalam karya nyata. Sedangkan plagiator adalah orang-orang yang membangun mimpi di atas mimpi orang lain, ingin praktis dan menghancurkan nilai-nilai kreativitas. Semoga fenomena bajak membajak dapat berkurang dan hilang sampai ke akar-akarnya di negeri ini. Salam Ngartun.

Daftar Pustaka: Kreativitas & Humanitas (Sebuah Studi Tentang Peranan Kreativitas Dalam Perikehidupan Manusia), Primadi Tabrani, Bandung. Jalasutra 2006. 

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Kreator versus Plagiator (Ngartun part 24)"

Post a Comment