Mancing dan Membaca, Sebuah Refleksi Hari (e-) Buku (Reader) 2016

Membaca dapat membuat otak kita selalu bekerja, membuat opini dan diskusi dengan diri sendiri. Apapun buku yang kita baca, jika didasari dari kemauan dan menjadikan sebagai rutinitas akan membawa hal yang baik bagi kita. Jangan membayangkan setelah membaca kita akan menjadi penulis besar nan best seller. Minimal kita tidak ketinggalan hal-hal yang menarik dari ilmiah, fantasi sampai yang mistik. 
Saya mempunyai kebiasaan membaca sudah tumbuh berkembang sejak kecil. Dari membaca di rumah, nangkring di pohon sekitar tambak sampai membaca di trotoar jalanan. Dari Komik, majalah sampai buku-buku ilmiah.
Memancing dan membaca, dua aktivitas yang bisa jalan bersama. Memecah konsentrasi antara memahami isi buku dengan selalu memperhatikan pergerakan pelampung atau ujung joran. Berawal dari kali Serang Kulon Progo, saat itu saya membaca buku saat memancing. Suasana pojok desa di antara kanopi rumpun bambu yang asri membawa suatu sensasi dalam konsentrasi.

Diantara rumpun bambu @Kali Serang Gunung Gempal Kulon Progo

Tidak ada salahnya kita memancing sambil membawa buku. Salah satu jawaban yang saya lontarkan ketika ada teman bertanya: "Mas kalau lagi mancing, selagi menunggu umpan disambar, apa yang kamu lakukan?" Jawaban saya simpel. "Memancing sammbil membaca. Ada Kindle Ebook reader yang selalu saya bawa kemana-mana". Memanfaatkan teknologi canggih untuk memberi kemudahan dalam belajar. Biar disebut sedikit modern.  Ada beragam manfaat membaca buku: stimulasi mental, menambah kosakata, membuat kita lebih cerdas, menambah wawasan, melatih analisis, membuat kita menjadi lebih kritis dan diakletis, melatih kita untuk menulis dengan baik, memberi motivasi diri dan menambah referensi. 
Konsentrasi yang terpecah membuat kita tidak disarankan terlalu serius, dibuat santai saja. Oleh karena itu bacaan yang kelas ringan bisa menjadi sarana membunuh waktu. Setiap lembar yang kita baca diskusikan dengan diri sendiri sambil sekali kali melirik ke arah ujung joran atau pancing. Jika kita menggunakan pancing dengan mata kail tunggal. disarankan selalu mengontrol pergerakan joran. Lebih aman menggunakan pancing berkail banyak atau lebih dikenal dengan ombyok. Dari yang berjumlah 5 mata kail sampai ada yang sedikit ugal-ugalan: 12 mata kail. Sekali ikan melahap umpan, kemungkinan besar bisa 'diselamatkan' lebih besar. Bahkan ada ikan yang terjebak mata kail tidak pada bagian mulutnya, tapi sirip atau badan. 
Terapi ganda pada mental itu adalah memancing sambil membaca. Kedua-duanya sama-sama menentramkan batin. Baca bukumu, uncal pancingmu. Tunggu dan baca, baca dan tunggu. 
Berikut saya beri tips membaca sambil mancing: 
1. Pastikan kita mendapat tempat yang nyaman, ada sandaran dan camilan kalau perlu. 
2. Perhatikan penerangan, biar tidak sakit mata dikemudian hari atur waktu dan situasi untuk membaca. Jika kita mancing pada malam hari, pastikan ada penerangan yang cukup. 
3. Pilih tempat yang lebih luas dan agak menjorok ke darat. Ini mengantisipasi buku masuk ke air. 
4. Jangan panik, tetap konsentrasi dan tenang. Apabila selagi kita membaca dan ujung joran goyang-goyang (entah karena ikan atau sampah). Tetap tenang, letakkan buku di tempat yang aman dan segera pegang pancing lalu mainkan. 
5. Penggunaan lonceng (klinthingan) dianjurkan ketika mata sudah capek mengatasi konsentrasi ganda. 


Menbaca di antara gemericik air dan gemuruh kota @Jembatan Pintu Air Rolak Surabaya 
Bonus Pict:

Diantara aktivitas nelayan @Pelabuhan Pasuruan 

Subscribe to receive free email updates:

2 Responses to "Mancing dan Membaca, Sebuah Refleksi Hari (e-) Buku (Reader) 2016 "

  1. Mantep mas! Hati-hati kesepak Kindlenya saat dapat ikan hahaha

    ReplyDelete
    Replies
    1. kalau punya kindle tipe terbaru ada yang anti air, tapi harganya mehong.

      Delete