People of The Month: Erwin Prima Arya (Sang Pelestari Komik Indonesia)

Etnokartunologi. Kamar ruang E, Go Yos-DIY. Membaca Jawa Pos hari ini, 7 Juli 2013 terdapat artikel tentang tokoh pelestari arsip komik klasik Indonesia. Erwin Prima Arya, tak disangka salah satu teman di FB ini masuk koran atas komitmen dan jasanya dalam melestarikan komik Indonesia khususnya yang bersifat klasik. 

Erwin Prima Arya, Penusir Komik Asli Indonesia (Terinspirasi gara-gara Bacaan Idola di Masa Kecil Hilang)
Kalau dalam buku sejarah, Jepang terkenal dengan Restorasi Meiji. Indonesia, khususnya dalam dunia grafis, seni komik harus berbangga punya tokoh pelestari keberadaan komik lawas. Benda lawas berhubungan dengan nilai historis, nilai keotentikan sampai pada aspek heritage (seperti yang sekarang lagi ngetrend, bicara tentang warisan dunia). Komik klasik khususnya dari tangan-tangan kreatif anak bangsa merupakan bacaan yang penuh dengan nilai adiluhung. Bukan hanya berisi tokoh 'super' ala Indonesia, namun ada tema budaya tertentu yang diangkat di dalamnya. Saya mempunyai komik asli dalam negeri, Panji Tengkorak, sebuah komik nasional yang berisi bukan hanya adegan silat oleh pendekar sakti, namun mengajarkan pentingnya berusaha, tirakat sampai bagaimana upaya memahami kebudayaan leluhur. 
Tentunya komik lokal sekarang juga ada yang mempunyai nilai seperti itu, namun tidak banyak yang mempunyai misi merekonstruksi budaya adiluhung warisan nenek moyang. 
Berikut akan saya sajikan riwayat singkat dari Erwin Prima Arya, berdasarkan webservasi (istilah untuk melakukan observasi via dunia maya): 
Erwin Prima Arya lahir di Lampung pada tahun 1963 dan menjadi penggila komik sejak kecil.  Masa SMA dihabiska di Bandung tepatnya SMAN 3 Bandung dan menjadi mahasiswa di Universitas Pajajaran (UNPAD) bagian medicine. Sejak tahun 2003 menjadi remastering atau penusir komik klasik Indonesia. 
dengan kaos The Doors

Kegandrungannya pada komik Indonesia era jadul dan dilatarbelakangi oleh hilangnya komik jadul kesayangannya gara-gara pindah dari Lampung ke Bandung menjadi latarbelakang untuk menekuni pekerjaan sebagai penusir komik. Pekerjaan yang bukan hanya mengandalkan teknik saja, namun merupakan panggilan jiwa, ditengah seruan komik asing yang menghiasi rak-rak toko buku di Indonesia. Adapun komik kegemaran dari Erwin adalah Si Buta dari Gua Hantu karya Ganesh T.H., Ramayana karya Qosasih. Rata-rata era komik yang menjadi kesayangan dan target proyek restorasinya adalah masa 1950-an sampai 1980-an. Tentunya usaha restorasi ini bukannya tanpa kendala, mengingat koleksi jadul merupakan barang yang susah untuk ditemui di pasaran, kalaupun ada tentu harganya lebih 'dasyat' dari pada harga buku bekas yang biasa. Tidak jarang Erwin harus rela merogoh kocek lebih dalam untuk membeli koleksi maupun melakukan lobby yang kuat agar si empunya komik mau meminjamkan komiknya untuk direstorasi. 

Bagaimana awal mula dan cara kerja restorasi komik jadul ala Erwin? Proyek pertama dari restorasi ala Erwin adalah komik Si Buta dari Gua Hantu dan Banjir Darah di Pantai Sanur. Melansir Jawa Pos 7 Juli 2013, dalam kesehariannya laptop menjadi sahabat setia dari Erwin, dimana ada colokan di situlah mulai bekerja.Cara kerjanya cukup simpel namun tidak semua orang mau dengan telaten dan dedikasi yang kuat mau melakukannya. Pertama, komik lawas di scan menjadi file; kedua, tahap editing dengan menggunakan photoshop, tulisan yang kabur diperjelas sampai menjadi gambar yang kinclong; ketiga, tahap terakhir adalah tahap mencetak file yang telah diedit menjadi komik baru. Satu hari bisa enam lembar komik yang dapat terselesaikan. 
Aransemen ulang
Sejak tahun 2005, proyek restorasi komik tidak sendiri karena Erwin mengajak empat orang sahabatnya: Andi Wijaya, Ginardi, Putra Ganes T.H. dan Ahong, mereka berjibaku melakukan restorasi komik klasik. Komik mencerminkan karakter tukang gambar dan budaya yang melingkupinya karena pada dasarnya komik merupakan suatu bagian budaya yang tervisualisasi lewat tangan kreatif yang imajinatif. Komik klasik Indonesia sarat akan pelestarian nilai-nilai luhur bangsa, dunia perwayangan sampai pada kehidupan klasik yang selalu menjaga keharmonisan manusia dengan alam. Hal ini berbeda dengan komik jaman sekarang yang jika bersifat radikal akan terlalu radikal dari cerita sampai gambar sampai komik yang menyuguhkan gaya hidup modern yang cenderung konsumtif. Bravo untuk penusir komik klasik Indonesia demi kelestarian warisan budaya nusantara.

Referensi:
Jawa Pos, 7 Juli 2013. (Erwin Prima Arya, Penusir Komik Asli Indonesia: Terinspirasi Gara-gara Bacaan Idola di Masa Kecil Hilang) hal. 4

Erwin Prima Arya FB Profile


Subscribe to receive free email updates: