Studio Gambar Idaman (Ngartun part 21)

Tahun 2002 silam saya pernah mengikuti Try Out Ujian Desain di salah satu Institut negeri terkemuka di Surabaya. Saat itu saya mengerjakan soal gambar di dalam kelas dengan materi disuruh membuat gambar suasana di studio foto. Meja yang saya tempati benar-benar nyaman, berbahan kayu dan mirip dengan yang dipakai oleh para arsitek. Meja seperti ini sangat nyaman dan mendukung pergerakan tangan dalam bergerak, mengarsir dan lebih bisa konsentrasi. Setelah itu saya mencoba untuk membuat eksperimen membuat meja portable sendiri dengan menggunakan dashboard namun kurang nyaman. 
Setiap kartunis dalam proses kreatifnya memerlukan sarana yang mendukung seperti alat yang lengkap dan mental yang mood buat ngartun. Kartunis yang profesional adalah sosok seniman yang dapat berproses pada semua tempat, kapanpun dan dimanapun. Namun tidak semua orang bisa siap siaga, ngartun harus dengan hati dan mood yang baik. Oleh karena itulah studio gambar adalah jawaban agar lebih berkesinambungan dalam berkarya. Studio gambar seperti Disney, Warner Bros dan lain sebagainya sangat memberdayakan kemampuan animator dan kartunisnya. Kenyamanan dalam berkarya dalah prioritas mereka dalam produksi. 
Sejak dahulu saya ingin mempunyai studio gambar sendiri, namun sarana yang kurang dan harga meja gambar yang menurut saya mahal maka saya berpikir dua kali untuk mewujudkannya. Solusinya adalah menyesuaikan diri dengan cara menggambar di lantai. Ngesot istilah orang jawa, sehingga lebih layak disebut kartunis ngesot. 

Kapal Pecah Studio  (Kamar Kos sekaligus studio) 
Kamar kos saya sulap menjadi tempat istirahat sekaligus studio gambar. Saya menamakan dengan Kapal Pecah Studio, disebut kapal pecah karena area ini jarang sekali untuk rapi. Pagi di sapu dan dibersihkan, siang sudah banyak bekas penghapus dan buku-buku yang bertumpukan. Menggambar dengan cara seperti ini harus disertai dengan banyak istirahat, karena punggung terasa sakit. Tidak jarang begitu kecapekan saya langsung berbaring dan baru terbangun beberapa jam setelah itu. Keuntungan dari model studio ini adalah lebih cepat kalau hendak istirahat tanpa harus turun dari kursi. Keburukannya adalah lebih mudah berantakan dan kadang kita kehilangan mood gara-gara panik mencari penghapus yang kita duduki sendiri. 

Studio para profesional seperti kepunyaan kartunis yang bekerja di media seperti studio pada ruang kerja Surat Kabar Proto Thema ini layak untuk tempat berkarya. Meja yang besar dan luas, walaupun tidak datar membuat kita bisa leluasa dalam berkarya. Penataan ruang yang asri dan tempat peralatan yang terorganisir dengan rapi. Berbagai gulungan karton dan kertas besar di tempatkan pada tempat khusus, begitu juga kaleng-kaleng tempat berbagai macam alat menggambar. Apapun bentuk studionya dalam ngartun modal utama adalah ketekunan dan totalitas dengan manajemen waktu dan deadline yang baik. Salam Ngartun dan Terus berkarya.

Maria Tzaboura dan studionya (Surat Kabar Proto Thema-Athena) 
Sumber Gambar: Dokumentasi Pribadi dan Jawa Pos 17 Oktober 2011

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Studio Gambar Idaman (Ngartun part 21)"

Post a Comment